Selasa, 21 Maret 2017

Batas Senja

3/21/2017 01:26:00 AM 2 Comments




Pada batas senja itu kita bertemu
Ketika jingga mulai bersemu
Menatap kita malu – malu
Aku yang kemudian membisu
Di sudut matamu yang teduh

Ini bukan cerita roman picisan
Ini adalah cara semesta memberi kita teguran
Dalam sebuah kisah perjalanan
Pencarian dua insan

Mereka bilang cinta itu fana
Ya hingga ini aku pun tak bisa bijaksana
Jika cinta mulai menyapa
Tanpa permisi seenaknya saja 


----- Destari Puspa Pertiwi ------





Rabu, 08 Maret 2017

Si Pemalu dan Tomboy Itu Kini Perlahan Telah Berubah

3/08/2017 02:32:00 AM 1 Comments
Ada begitu banyak fase dalam kehidupan manusia yang kemudian bisa menjadi sebuah momen titik balik dan menyebabkan seseorang ingin melakukan perubahan untuk dirinya. Trauma di masa kecil, penolakan yang terjadi berkali – kali atau tidak memiliki kepercayaan diri bisa jadi salah satu penentu perubahan kehidupan seseorang selanjutnya di masa depan. Bisa jadi semakin baik atau semakin memburuk. Dari beberapa kejadian kurang mengenakkan yang aku sebutkan tadi dan terjadi di masa lalu pun secara tidak sadar perlahan membentuk pribadiku yang sekarang.

I admit that over-thinker is my middle name, it really takes time for me to finally decide to deliver this kind of story in my personal blog. I used to write a diary since elementary school until senior high school because at the time I was really shy to talk to another people about my personal feeling toward everything and afraid to speak up. Moreover, I had a bad experience about trust issue and bullying when I was a child that led me to be an introvert.

I grew up as a child who had less friend and think that school is not a cool place for me to learn a new lesson. Until one day I talked to my parents that I didn’t want to go to kinder garden school anymore. My parents were shocked and angry with my decision. They were trying to convince me but I refused their suggestion because I had a deep trauma about my friend in the pre-school. Practically I didn’t have any graduation certification in pre-school.

Usia anak – anak yang seharusnya penuh dengan keceriaan tidak aku rasakan seutuhnya. Aku kerap menjadi anak yang pemalu dan sungkan dalam menyampaikan pendapatku dalam suatu diskusi Tidak hanya dalam kelompok permainan namun ketika harus kumpul di keluarga besar. Banyak dari saudaraku yang menilai aku pemalu atau bahkan sombong karena aku hanya diam saja ketika sebuah acara tengah berlangsung. Di masa kecil, aku memiliki potongan rambut seperti seorang pria, kadang kerap membuatku tidak percaya diri untuk berteman bahkan banyak dari barang – barang keseharianku yang juga lebih didominasi gambar robot dibanding barbie. Sehingga dalam lingkungan pertemanan pun aku menjadi anak yang biasa – biasa saja dan cenderung menjadi tidak terlihat. Aku berusaha keras untuk belajar giat sehingga orang perlahan – lahan notice keberadaanku. Ada rasa tidak puas yang membuncah ketika aku tidak bisa menjadi proyeksi diriku terhadap ekspektasi yang aku ciptakan. Hasilnya adalah aku menjadi penuh rasa yang tidak percaya diri dan menjadi lebih pendiam.

Hal ini terus berlangsung hingga aku memasuki jenjang sekolah menengah pertama. Aku cukup bersyukur ketika diterima di salah satu sekolah favorit di kota Bandar Lampung. Berada di lingkungan yang sangat superior terkadang bisa menjadi hal yang baik namun tidak menurut pandanganku kala itu. Aku merasa sangat tertinggal dibanding teman – temanku yang lain. Apalagi untuk pelajaran eksakta yang seakan menjadi momok buatku, tapi hal itu tidak lantas membuatku patah semangat, aku yang menyadari bahwa aku punya bnayak kelemahan di bidang pelajaran itu akhirnya mengikuti berbagai macam les mulai dari les matematika, fisika dan kimia. Aku juga tidak terlalu aktif dalam kegiatan di sekolah dan aku hanya mengikuti ekskul teater.

Ketika aku kemudian melanjutkan ke pendidikan sekolah menengah atas, aku coba mendaftar di SMA favorit urutan pertama namun hasilnya kala itu aku tidak terima dan masuk di sekolah lain yang juga masih dalam lima besar di kotaku. Pada saat menjalani masa orientasi siswa, aku kerap merasa asing dengan teman – teman di sekolah tersebut yang baru aku temui karena hanya ada 7 siswa dari sekolahku sebelumnya yang diterima di sekolah ini. Aku sempat bilang pada orang tuaku jika aku berkeinginan untuk pindah sekola karena aku tidak nyaman. Namun ternyata aku salah, justru di masa SMA itu kepribadianku mulai dibentuk. Aku yang tadinya sangat pemalu kemudian mulai mempunyai banyak teman di saat SMA. Malah aku mendapat sahabat - sahabat baik yang masih tetap berkomunikasi sampai saat ini dan menjadi bagian kisah warna - warni masa putih abu - abu. Bahkan lewat sahabatku, aku pun mengetahui bahwa ada program penyiaran untuk siswa sekolah menengah atas yang diselenggarakan oleh Radio RRI Pro 2 FM Lampung. Aku sebenarnya sempat memiliki obsesi menjadi penyiar dan sering pura – pura mempratekkan hal tersebut di depan kaca. Namun aku agak ragu – ragu ketika sahabatku mengajak untuk mendaftar tapi akhirnya aku memberanikan diri dan meyakinkan diriku untuk paling tidak mencobanya.

Hari audisi pun tiba, aku cukup deg – degan karena itu pertama kalinya aku mengikuti semacem audisi atau kompetisi seperti itu. Keringat dingin dan jantung yang berdugup kencang menemani langkahku kala itu. Lalu kita diminta untuk melakukan voice layaknya seorang penyiar yang ingin memulai program. Sebelum audisi tersebut, aku berkali – kali latihan dengan merekam suaraku via handphone di rumah. Selanjutnya pada sesi unjuk bakat aku menunjukkan kebolehan dalam membaca puisi dan juga akting yang aku pelajari ketika aku belajar teater pada saat SMP dulu. Lalu sore hari nya pun pengumuman dan alhamduillah aku dinyatakan lolos dan menyandang nama udara STAA untuk masa tugas selama satu tahun menjadi penyiar Program Sore Ceria.



Aku tidak pernah menyangka bahwa pengalamanku mempelajari ilmu broadcasting bisa membuat aku menjadi lebih luwes dalam berbicara. Aku jadi lebih berani untuk memulai obrolan dengan orang – orang yang aku temui. Namun aku juga sempat tidak diperbolehkan terlalu aktif dengan kegiatanku menjadi penyiar karena aku sudah naik kelas tiga saat itu tetapi aku meyakinkan orang tuaku bahwa aku juga mempelajari sesuatu dari kegiatan tersebut.

Hingga akhirnya aku melanjutkan kuliah di kota Semarang dan cukup aktif di berbagai organisasi yang kemudian juga membuatku lebih berani dalam mengutarakan pendapat serta beberapa kali diminta untuk menjadi MC. Aku tidak pernah memikirkan bahwa aku bahkan bisa mendapatkan penghasilan dari melakukan hal tersebut karena aku cukup senang ketika bisa turut andil dalam sebuah acara. Berbicara tentang penampilan sebenarnya dalam keseharian, aku lebih suka memakai kemeja flannel, kaos, jacket, jeans dan sneakers. Tetapi ada kalanya aku juga  mempunya beberapa baju yang sedikit agak lebih feminin dan mulai belajar dandan! Hehe 

Aku bukan tipe orang yang menyukai memakai make up dalam keseharian sebenarnya bahkan untuk memakai eyeliner dan lipstick saja terkadang masih tidak terlalu rapih but at least I tried for the better me hahahha toh juga ketika kita berpakaian rapih dan bersolek sedikit itu juga buat kebaikan kita. Lucunya, aku juga pernah menjadi bagian dari Hijabku Models Academy Semarang namun bukan sebagai modelnya tapi mendapat kesempatan sebagai Public Relation.





It’s funny sometimes to look back with the past and realize that everything has changed. I also say thank to those who ever did bad things like a bullying. I was an underdog and people often underestimate me. But I prove to them that it was wrong. As the time went by, I consider that I’m not in the race and do battle with someone else, but I fight my own insecurity, fears, doubts, self-esteem and anger.  I thank to the people in the past who ever put me in difficult situation so now I could unleash my potentials :)