Piknik Buku: Sharing your thought in a different way!
Destari P. Pertiwi
6/11/2016 07:01:00 AM
0 Comments
Ada banyak cara untuk membuat orang bahagia, bisa
jadi mendengarkan musik, membaca buku, pergi piknik, bercengkrama dengan teman,
atau membeli baju baru. Aktivitas manakah yang jadi pilihan kalian ketika jenuh? Trus bagaimana seandainya ide pergi piknik sambil membahas
review sebuah buku? Keliatan menarik atau malah membosankan bagi kalian? hahaha kalau ini sih versi ceritaku sambil piknik, nambah ilmu dan liat yang seger - seger :D
Piknik Buku :D |
Ide untuk membuat kegiatan “Piknik Buku” awalnya
diawali dari kegiatan iseng antara aku, Iluk dan Ratna. Kami bertiga kenal satu
sama lain walaupun berbeda jurusan di bangku kuliah karena kami mengikuti organisasi
yang sama. Berawal dari chatting di
aplikasi LINE, akhirnya kami bertiga sepakat untuk mengadakan piknik, bertukar
cerita dan pikiran serta sharing
tentang resensi buku yang sudah maupun sedang kami baca akhir – akhir ini.
Di tengah – tengah kesibukan, kami menyempatkan untuk bertemu untuk melakukan kegiatan piknik buku ini yang sudah berjalan yang ke lima kalinya dari akhir 2014 lalu. Dan yang lebih seru anggota kami pun akhirnya bertambah yaitu Yuli dan Rifi :3
Di tengah – tengah kesibukan, kami menyempatkan untuk bertemu untuk melakukan kegiatan piknik buku ini yang sudah berjalan yang ke lima kalinya dari akhir 2014 lalu. Dan yang lebih seru anggota kami pun akhirnya bertambah yaitu Yuli dan Rifi :3
Sabtu, 21 Mei 2016 kami sepakat untuk memulai kegiatan piknik buku. Yang serunya ada beberapa rules sebelum sesi sharing sesama anggota (walaupun baru ada 5 orang sih haha). Jadi untuk rulesnya sendiri kurang lebih begini:
- Masing – masing anggota wajib share tentang buku/artikel yang dibaca dalam kurun waktu seminggu terakhir. Minimal seenggaknya satu buku dan maksimal tiga buku, hal ini biar memberi kesempatan untuk anggota yang lain juga share.
- Wajib bawa makanan dan minuman sebagai cemilan. Tetep ya mulut tetep harus ngunyah :p
- Take picture! Hahaha ini sih lebih ke dokumentasi dan sarana narsis aja sih cuman objektifnya bukan hanya sekedar foto - foto doang but more than that . Setelah ngambil foto – foto selama beberapa menit, semua handphone harus dikumpulin biar esensi sharingnya lebih dapet <3
- Setelah itu baru bisa mulai bahas review buku apa yang dibaca dan saling tuker – tuker buku abis itu.
- Update kehidupan tentang rencana – rencana kedepannya dan berusaha untuk kurangin ngegosipin orang biar mencoba hidup lebih positif aja hihihi
Setelah dimulai dengan doa biar lancar (asik!) mulai deh masing – masing dari kita share tentang buku bacaan masing – masing, dimulai dari aku yang share tentang buku Practical Genius by Gina Amaro Rudan yang membahas bahwa sebenarnya genius itu bukan cuman soal genetika aja tapi ada juga tipe genius yang memang diusahakan oleh masing - masing individu atau dilatih seperti Copenicus, Plato atau Aristotles. Di sisi lain genius yang memang talenta dari Tuhan itu seperti Mozart maupun Einstein. Intinya adalah bagaimana kita bisa meneyelaraskan pikiran antara soft assets (passion, creativity and values) maupun hard assets (skills, strength and expertise) untuk benar benar menikmati hidup dan meraih visi kita. Lalu Ratna yang share tentang A World Without Islam by Graham E. Fuller yang ngebahas dari sisi objektif seorang jurnalis di Amerika dan buku yang seprtinya ‘anak ekonomi’ banget kalo kata Ratna yaitu Think Like A Freak by Steven D. Levitt, Stephen J. Dubner. Selanjutnya ada Yuli yang membahas tentang buku Udah Putusin Aja by ust. Felix Siauw dari seorang ustad yang cukup kontroversial. Selanjutnya giliran Iluk yang sharing buku Dream Catcher by Alanda Kariza tentang bagaimana kita sebagai anak muda untuk selalu memberanikan diri bermimpi dan meraih satu persatu impian kita, dan kemudian Rifi sebagai penutup membahas buku Like the Moon and the Sun by Stanley Harsha seorang diplomat Amerika senior di Indonesia yang mebahas keberagaman tentang budaya, agama dan kultur di Indonesia dilanjutkan dengan buku Stormy With A Chance Of Fried Rice by Pat Walsh yang mebahas perspektif penulis menjalani kehidupannya selama di Jakarta dan bersentuhan langsung dengan ‘orang bawah’ seperti pedagang nasi goreng grobak di ibukota.
Namun ada hal unik yang terjadi di piknik buku kelima kemarin, langit Semarang yang awalnya cerah kemudian mendadak mendung ketika kita
baru selesai setting untuk memulai
piknik, lalu kami pun berteduh di pos satpam tak jauh dari situ dan sempat
dimarahi petugasnya (hiks) dan disuruh untuk pergi dari pos tersebut, untung saja
hujan sudah mulai reda. Lalu kami melanjutkan penataan kegiatan piknik dan ga
jauh dari kami ada beberapa orang yang sedang main bola. Sempet minta tolong
mas – mas terserbut untuk mengambil foto namun ga lama mereka juga ikut duduk
ga jauh dari kami. Eh tapi ga lama bikin keselnya, ujung – ujungnya masnya minta
kontak, ngajak kenalan yang agak kurang sopan dan nama social media nya apa (haduh tetep ae modus ye mas -____- ), karena kami agak takut jadi kita kasih aja instagram dari @piknikbuku hahaha
Seru banget walaupun sempet kehujanan dan ada kejadian kurang enak sehabis itu tapi ngerasa bermanfaat banget dapet ilmu baru dan bisa refresh otak lagi. Nantikan cerita selanjutnya yah! :)
Seru banget walaupun sempet kehujanan dan ada kejadian kurang enak sehabis itu tapi ngerasa bermanfaat banget dapet ilmu baru dan bisa refresh otak lagi. Nantikan cerita selanjutnya yah! :)