Wominjeka!
Destari P. Pertiwi
4/03/2018 04:11:00 AM
1 Comments
Ada yang pernah dengar istilah Wominjeka? Ini merupakan ucapan selamat
datang yang berasal dari bahasa Woiwurung sebagai bagian dari suku asli negara Australia yakni suku Aborigin dan kalian bisa cari tahu hal tersebut di sini. Ketika awal memasuki masa orientasi kampus, aku pun juga disambut dengan kegiatan welcoming orientation student bertajuk wominjeka. Tak terasa hampir
2 bulan aku menjalani perjalanan babak baru dalam hidupku sebagai
mahasiswa Master of Education in Digital
Learning di Monash University, Australia. Campur aduk rasanya mengingat
perjuangan yang telah aku lakukan sepanjang 2 tahun terakhir ketika memutuskan
menjadi seorang scholarship hunter.
Wominjeka Pathway |
Di awal tahun 2016, aku pernah menulis sebuah catatan pada dream board yang aku tempel di kamarku
bahwa aku ingin tinggal selama kurang lebih 1 – 2 tahun di sebuah negara asing
dan menjadi seorang minoritas. Muncul sebersit keinginan untuk memandang dunia
dari perspektif yang lain dan tentunya hal itu akan membuatku menjadi lebih
bersyukur dari sebelumnya. Saat berada di sini, terkadang muncul rasa rindu ketika sudah tiba
waktu sholat namun tidak ada suara adzan berkumandang yang bersahut – sahutan.
Hal ini tentunya berbeda jauh saat tengah berada di tanah air dimana kita akan
dengan mudahnya menemukan masjid untuk menunaikan ibadah. Untungnya saat berada
di kampus, aku bisa menemukan tempat untuk sholat di gedung Religious Center.
Religious Center Building |
Selain itu, minggu – minggu awal kedatangan pun aku juga harus
membiasakan diri dengan perbedaan jam dengan Indonesia dan tentunya cuaca.
Banyak yang bilang bahwa ketika kita berada di Melbourne, kita akan merasakan 4
cuaca sekaligus dalam sehari dan itu ternyata ga bohong! Sering banget aku udah
cukup pede pergi ke kampus dan ga
bawa jaket karena lihat ramalan cuaca yang cenderung panas tapi ternyata begitu
selesai perkuliahan di jam 8 malam tiba – tiba suhu langsung drop dan baru sedikit menyesal kenapa ga
bawa jaket untuk menghalau hawa dingin.
Big Screen with Cafetaria Spot |
Nah, kalau untuk sistem belajar sendiri pastinya beda banget,
mungkin dulu ketika S1 aku bisa dibilang sebagai mahasiswa kura – kura (kuliah
rapat – kuliah rapat) dan belajar tuh biasanya sistem kebut semalam tapi itu ga
berlaku buatku disini. Aku dituntut untuk baca materi terlebih dahulu dan belajar secara
mandiri karena dosen biasanya akan memeberi materi di online learning platform yang bernama MOODLE dan setelah itu akan ada beberapa learning sources lainnya seperti reading
materials, video maupun tugas yang sesuai dengan subjek mata kuliah yang
tengah kita ambil. Jadi ketika kelas berlangsung akan lebih banyak diskusi
dengan dosen maupun teman – teman kita yang lain. Sementara, ketika mencari tempat belajar di
luar ruang kelas yang cukup nyaman akan ada banyak sekali pilihan, kita bisa
belajar di perpustakaan, Grad Hub
(ruangan belajar khusus mahasiswa master yang disediakan dari Monash), MPA
(Monash Post Graduate Association) Lounge atau sekadar duduk glosoran di taman.
Tetapi ruangan ini bakal penuh ketika menjelang deadline submit tugas jadi mesti cepet – cepetan deh.
One of the Library in Monash |
Sementara untuk urusan makan dan jajan sehari – hari, aku lebih sering
masak karena bisa menghemat biaya. Buat aku yang ga terlalu bisa masak, awal –
awal pasti agak kesulitan tapi tenyata untuk mencari bumbu Indonesia dan Asia
di Melbourne itu ga sulit. Jadi ketika kangen masakan rumah kita bisa langsung
masak untuk ngobatin rasa rindu. Oh iya,
perbedaan harga yang jauh juga bisa bikin kita banyak mengeluarkan biaya
kalau terlalu sering makan di luar. Untuk sehari – hari, sekali makan di luar
itu biayanya 10 – 15 AUD, bayangkan kalau tiap hari kita harus makan setidaknya
dua sampai tiga kali. Untuk menyiasati ini. ketika pergi ke kampus pun aku bawa
bekal. Nah, asiknya juga ada fasilitas student
kitchen yang ada microwavenya
kalau kita ingin menghangatkan makanan. Untuk air mineral pun ada fasilitas tap water di area kampus jadi kita cukup bawa botol minum aja untuk isi
ulang.
Learning and Teaching Building |
Perjalananku di negara ini tentunya masih akan panjang dan aku
sangat bersyukur bisa merealisasikan satu per satu dari mimpiku. Aku pun
semakin bersemangat ketika mengingat di kemudian hari akan banyak cerita yang
aku ukir di negara ini bersama dengan kisah dan teman – teman yang baru. Kedepannya aku akan banyak cerita juga tentang kisahku di kampus ini yang mungkin bisa jadi inspirasi juga buat kalian :)