Kamis, 02 Januari 2014

# Thoughts

Jatuh cinta itu mudah, tapi?

Ini adalah postingan pertama gue di tahun 2014, hari ini adalah hari ke 20 setelah tanggal 14 Desember 2013 lalu gue genap berusia ke dua puluh tahun. Sebuah umur yang dikatakan mulai matang untuk proses kedewasaan.


source : Flickr


Resolusi gue dalam menghadapi tahun ini adalah semakin jatuh cinta sama hal - hal yang gue sukai dan sempat gue lupakan. Hal yang gue maksud ga melulu soal percintaan loh. Tapi kali ini gue mencoba jatuh cinta sama dunia tulis menulis. Sedari kecil kedua orang tua gue sudah membiasakan untuk menyuruh gue membaca, kalo dalam Islam pun ada surat yang menyuruh kita untuk membaca. Membaca bikin gue yang tadinya hanya seorang bocah ga tau apa - apa berani punya mimpi besar buat bisa keliling dunia, menjadi penulis atau jadi wanita karir pada saat itu. Gue lupa kapan tepatnya gue jatuh cinta sama dunia tulis menulis mungkin saat gue udah mulai bisa mengeja huruf a ba ta sa atau saat gue mulai bisa membaca "Ini Ani. Ini Budi".

Rasa cinta gue akan dunia tulis menulis terus gue pupuk saat gue mulai masuk dunia sekolah dasar, dan terima kasih alm. bapak yang selalu beliin anakmu ini majalah semacam BOBO atau bacaan lain yang ngehits pada zamannya. Bapak juga tipe orang yang suka baca entah itu baca koran atau majalah, karena almarhum pada saat itu adalah seorang Notaris jadi di rumah banyak banget buku tentang tanah maupun perpajakan. Beda lagi dengan mama yang kebetulan seorang Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia, jadi sedari kecil mama gue udah menjejali gue dengan bacaan khas cerita rakyat. Gue inget setiap mama lagi senggang dan kebetulan bisa nemenin gue tidur siang, beliau selalu menyempatkan cerita soal hikayat cerita rakyat.

Hidup di lingkungan yang penuh buku - buku sastra maupun tanah atau perpajakan bikin gue lebih suka baca buku - buku nya mama. Walaupun pada saat masih bocah sampe gue remaja ga semua buku gue baca paling beberapa yang sampul nya menarik aja. Salah satu buku yang gue suka adalah buku kumpulan puisi nya Sapardi Djoko Damono. Sesekali gue lihat beberapa tumpukkan buku nya Buya Hamka, Pramoedya Ananta Toer atau Abdul Muis tapi entah kenapa gue ngerasa buku - buku itu terlalu berat.

Seperti yang gue bilang, gue mulai jatuh cinta sama dunia tulis menulis sedari gue kecil tapi semakin gue dewasa gue merasa itu hanya cinta monyet gue aja. Gue pengen banget suatu hari nanti gue bisa menjadi seorang penulis dan buku karya gue ada dideretan lemari mama gue. Seperti judul postingan ini, Jatuh Cinta itu Mudah, tapi gue ngerasa kadang males buat melanjutkan apa cita cita gue.

Gue pernah nyoba nulis cerpen atau puisi, ya paling mentok-  mentok dimuat di Buletin BURSA semasa gue SMA di Bandar Lampung dulu. Beberapa kali pernah bikin cerpen dan masukin ke majalah tapi hasilnya nihil.Gue semakin pesimis mengejar cinta gue dan mulai putus asa.

Kalo dianalogikan dengan sederhana gue jatuh cinta banget sama dunia tulis menulis, gue punya mimpi sebagai penulis terus karya gue dimuat tapi cinta gue ga berbalas. Gue berharap cinta gue berbalas dari penerbit maupun majalah yang sempet gue kirimin.


Source : Flickr


Tapi di tahun 2014 ini, di hari ke tiga bulan Januari ini gue mulai berani buat jatuh cinta lagi sama dunia tulis menulis ini. Gue mencoba memberikan apa yang gue bisa dengan lebih banyak mencoba lagi dan membaca dari referensi mana aja.

Jatuh cinta itu mudah tapi entah dia akan membalas rasa yang sama adalah pertanyaan yang gue sendiri pun ga tau jawabannya dan gue ga punya kuasa atas hal itu. Yang gue bisa lakukan adalah membuat rasa ini berubah menjadi passion sehingga ga da lagi kata jenuh ketika cinta ini mengecewakan gue. Tuhan ingin mengajarkan untuk lebih sabar dalam menjemput cinta gue dari dunia tulis menulis ini.

Selamat Tahun Baru 2014, selamat merajut mimpi lebih besar!


Cheers from the girl who is on fire,



Destari Puspa Pertiwi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar