Ada
begitu banyak fase dalam kehidupan manusia yang kemudian bisa menjadi sebuah
momen titik balik dan menyebabkan seseorang ingin melakukan perubahan
untuk dirinya. Trauma di masa kecil, penolakan yang terjadi berkali – kali atau
tidak memiliki kepercayaan diri bisa jadi salah satu penentu perubahan
kehidupan seseorang selanjutnya di masa depan. Bisa jadi semakin baik atau
semakin memburuk. Dari beberapa kejadian kurang mengenakkan yang aku sebutkan tadi dan terjadi di masa lalu pun secara tidak sadar
perlahan membentuk pribadiku yang sekarang.
I
admit that over-thinker is my middle name, it really takes time for me to
finally decide to deliver this kind of story in my personal blog. I used to
write a diary since elementary school until senior high school because at the
time I was really shy to talk to another people about my personal feeling
toward everything and afraid to speak up. Moreover, I had a bad experience
about trust issue and bullying when I was a child that led me to be an
introvert.
I
grew up as a child who had less friend and think that school is not a cool
place for me to learn a new lesson. Until one day I talked to my parents that I
didn’t want to go to kinder garden school anymore. My parents were shocked and
angry with my decision. They were trying to convince me but I refused their
suggestion because I had a deep trauma about my friend in the pre-school.
Practically I didn’t have any graduation certification in pre-school.
Usia
anak – anak yang seharusnya penuh dengan keceriaan tidak aku rasakan seutuhnya.
Aku kerap menjadi anak yang pemalu dan sungkan dalam menyampaikan pendapatku dalam
suatu diskusi Tidak hanya dalam kelompok permainan namun ketika harus kumpul di
keluarga besar. Banyak dari saudaraku yang menilai aku pemalu atau bahkan
sombong karena aku hanya diam saja ketika sebuah acara tengah berlangsung. Di
masa kecil, aku memiliki potongan rambut seperti seorang pria, kadang kerap membuatku
tidak percaya diri untuk berteman bahkan banyak dari barang – barang
keseharianku yang juga lebih didominasi gambar robot dibanding barbie. Sehingga
dalam lingkungan pertemanan pun aku menjadi anak yang biasa – biasa saja dan
cenderung menjadi tidak terlihat. Aku berusaha keras untuk belajar giat
sehingga orang perlahan – lahan notice
keberadaanku. Ada rasa tidak puas yang membuncah ketika aku tidak bisa menjadi
proyeksi diriku terhadap ekspektasi yang aku ciptakan. Hasilnya adalah aku
menjadi penuh rasa yang tidak percaya diri dan menjadi lebih pendiam.
Hal
ini terus berlangsung hingga aku memasuki jenjang sekolah menengah pertama. Aku
cukup bersyukur ketika diterima di salah satu sekolah favorit di kota Bandar
Lampung. Berada di lingkungan yang sangat superior terkadang bisa menjadi hal
yang baik namun tidak menurut pandanganku kala itu. Aku merasa sangat
tertinggal dibanding teman – temanku yang lain. Apalagi untuk pelajaran eksakta yang seakan menjadi momok buatku, tapi hal itu tidak lantas membuatku patah
semangat, aku yang menyadari bahwa aku punya bnayak kelemahan di bidang pelajaran itu
akhirnya mengikuti berbagai macam les mulai dari les matematika, fisika dan
kimia. Aku juga tidak terlalu aktif dalam kegiatan di sekolah dan aku hanya mengikuti
ekskul teater.
Ketika
aku kemudian melanjutkan ke pendidikan sekolah menengah atas, aku coba
mendaftar di SMA favorit urutan pertama namun hasilnya kala itu aku tidak terima dan
masuk di sekolah lain yang juga masih dalam lima besar di kotaku. Pada saat
menjalani masa orientasi siswa, aku kerap merasa asing dengan teman – teman
di sekolah tersebut yang baru aku temui karena hanya ada 7 siswa dari sekolahku sebelumnya
yang diterima di sekolah ini. Aku sempat bilang pada orang tuaku jika aku
berkeinginan untuk pindah sekola karena aku tidak nyaman. Namun ternyata aku
salah, justru di masa SMA itu kepribadianku mulai dibentuk. Aku yang tadinya
sangat pemalu kemudian mulai mempunyai banyak teman di saat SMA. Malah aku mendapat sahabat - sahabat baik yang masih tetap berkomunikasi sampai saat ini dan menjadi bagian kisah warna - warni masa putih abu - abu. Bahkan lewat sahabatku, aku pun
mengetahui bahwa ada program penyiaran untuk siswa sekolah
menengah atas yang diselenggarakan oleh Radio RRI Pro 2 FM Lampung. Aku
sebenarnya sempat memiliki obsesi menjadi penyiar dan sering pura – pura
mempratekkan hal tersebut di depan kaca. Namun aku agak ragu – ragu ketika sahabatku mengajak untuk mendaftar tapi akhirnya aku memberanikan diri dan
meyakinkan diriku untuk paling tidak mencobanya.
Hari
audisi pun tiba, aku cukup deg – degan karena itu pertama kalinya aku mengikuti
semacem audisi atau kompetisi seperti itu. Keringat dingin dan jantung yang
berdugup kencang menemani langkahku kala itu. Lalu kita diminta untuk melakukan
voice layaknya seorang penyiar yang ingin memulai program. Sebelum audisi
tersebut, aku berkali – kali latihan dengan merekam suaraku via handphone di
rumah. Selanjutnya pada sesi unjuk bakat aku menunjukkan kebolehan dalam
membaca puisi dan juga akting yang aku pelajari ketika aku belajar teater
pada saat SMP dulu. Lalu sore hari nya pun pengumuman dan alhamduillah aku
dinyatakan lolos dan menyandang nama udara STAA untuk masa tugas selama satu
tahun menjadi penyiar Program Sore Ceria.
Aku
tidak pernah menyangka bahwa pengalamanku mempelajari ilmu broadcasting bisa membuat aku menjadi lebih luwes dalam berbicara.
Aku jadi lebih berani untuk memulai obrolan dengan orang – orang yang aku
temui. Namun aku juga sempat tidak diperbolehkan terlalu aktif dengan
kegiatanku menjadi penyiar karena aku sudah naik kelas tiga saat itu tetapi aku
meyakinkan orang tuaku bahwa aku juga mempelajari sesuatu dari kegiatan
tersebut.
Hingga
akhirnya aku melanjutkan kuliah di kota Semarang dan cukup aktif di berbagai
organisasi yang kemudian juga membuatku lebih berani dalam mengutarakan
pendapat serta beberapa kali diminta untuk menjadi MC. Aku tidak pernah
memikirkan bahwa aku bahkan bisa mendapatkan penghasilan dari melakukan hal tersebut
karena aku cukup senang ketika bisa turut andil dalam sebuah acara. Berbicara tentang penampilan sebenarnya
dalam keseharian, aku lebih suka memakai kemeja flannel, kaos, jacket, jeans
dan sneakers. Tetapi ada kalanya aku juga
mempunya beberapa baju yang sedikit agak lebih feminin dan mulai belajar
dandan! Hehe
Aku bukan tipe orang yang menyukai memakai make up dalam
keseharian sebenarnya bahkan untuk memakai eyeliner dan lipstick saja terkadang
masih tidak terlalu rapih but at least I tried for the better me hahahha toh juga ketika kita berpakaian rapih dan bersolek sedikit itu juga buat kebaikan kita. Lucunya, aku juga pernah menjadi
bagian dari Hijabku Models Academy Semarang namun bukan sebagai modelnya tapi
mendapat kesempatan sebagai Public Relation.
It’s
funny sometimes to look back with the past and realize that everything has
changed. I also say thank to those who ever did bad things like a bullying. I
was an underdog and people often underestimate me. But I prove to them that it
was wrong. As the time went by, I consider that I’m not in the race and do
battle with someone else, but I fight my own insecurity, fears, doubts,
self-esteem and anger. I thank to the people in the past who ever put me in difficult situation so now I could unleash my potentials :)
OPPO POKER BONUS NEW MEMBER 20.000!!!
BalasHapusCHAT SKRG JUGA DI LIVECHAT TER-RAMAH DAN TERPERCAYA OPPO POKER!