Quarter Life Crisis
Destari P. Pertiwi
12/23/2017 03:41:00 AM
3 Comments
Hari
– hari menjelang pergantian tahun biasanya aku manfaatkan sebagai waktu untuk
refleksi diri. Salah satu pelajaran penting yang aku dapatkan sepanjang tahun
ini adalah bagaimana aku bisa menerima diriku apa adanya tanpa membanding –
bandingkan dengan orang lain. Sangat mudah ketika kita merasa tidak pernah
puas, kurang di sisi ini atau tertinggal dibanding yang lainnya. Saat melihat
teman – teman sebaya sudah mencapai posisi di perusahaan X, sementara di lain
sisi si A yang kemudian menikah atau si B yang sudah punya anak terkadang
membuat batin kita tidak siap. Ya, perubahan itu nyata. Kita yang tidak siap
pun kerap uring –uringan karena aku sendiri pun merasakan hal yang sama.
Aku butuh
waktu untuk memahami diriku sendiri di tengah kebingungan yang tidak berujung
ini. Beberapa orang pun berujar aku mulai mengalami quarter life crisis syndrome. Wah, apaan tuh? Semacam penyakit kah?
Nah, jadi ketika mulai memasuki usia seperempat abad biasanya orang akan mulai
memikirkan pijakan selanjutnya dalam menentukan keputusan penting di hidupnya
saat rentang usia ini. Mungkin kamu bisa membaca artikel ini untuk tau juga apa
gejala – gejalanya.
Ada
masa dalam hidup ketika kita seperti hilang arah dan serba salah dalam
melakukan sesuatu. Itu kerap terjadi ketika kita belum merasa yakin dengan
pilihan kita sendiri. Kita seperti kehilangan makna kehidupan dan menjalankan
segala sesuatu dengan serba terpaksa. Bahkan untuk bangun pagi pun rasanya
malas karena tau kita akan melakukan sesuatu yang sia – sia. Aku pernah ada di
posisi ini dan sempat membuatku enggan untuk keluar menyapa dunia. Aku termasuk
orang yang berkepribadian extrovert
dan sangat aneh rasanya ketika aku jadi kayak ngehindar dari temen - temenku. Padahal, aku sangat suka ketika bisa menghabiskan
waktu untuk brainstorming atau
mengerjakan suatu project. Simply because I gain an energy from meeting people. Sampai
akhirnya aku sadar bahwa semua ini adalah suatu proses pendewasaan yang akan
dialami oleh semua orang juga. Mungkin beberapa tips ini bisa membantu kamu melewati
fase krusial dalam transisi hidup menuju level dewasa :)
1. Mulailah
menulis jurnal pribadi
Menulis
buku harian? Why not? :D Hal ini sangat membantu aku untuk meng-capture berbagai momen dalam hidupku dan membuatku optimis
bahwa hari esok akan jauh lebih baik dari hari ini. Menulis jurnal pribadi atau
catatan harian juga bisa melatih daya ingat dan melatih kreativitas.
2. Melakukan
dialog dengan diri sendiri
Ini
terdengar seperti ngomong sendiri ya? Tapi aku sering melakukan ini jika aku
benar – benar lagi pengen banget dapetin sesuatu. Biasanya aku akan ngomong di depan
kaca dan membayangkan kalau hal tersebut sudah benar – benar terjadi. Afirmasi
positif yang kita tanamkan di otak bisa membangkitkan semangat loh apalagi ketika kita
sudah benar – benar memvisualisasikan hal itu secara detail.
3.
Lakukan sesuatu di luar kebiasaan
Ini
maksudnya adalah memberi ruang bagi diri kita untuk mengeksplorasi hal – hal baru.
Jika biasanya kita kemana – mana menggunakan kendaraan pribadi, coba deh sekali
– kali pakai kendaraan umum dan juga disertai berjalan kaki. Atau jika biasanya
kita suka memakai baju warna gelap maka ga ada salahnya kita juga pakai warna –
warna ceria. Kita jadi bisa melakukan eksperimen untuk diri kita sendiri dan siapa tau ternyata itu juga pas untuk keseharian kita.
4.
Melihat dunia lebih luas dengan traveling
Jika
sudah benar – benar stress ada baiknya kita rehat sejenak dan mulai pergi untuk berlibur. Sekarang siapa sih yang ga suka traveling? Apalagi sekarang kegiatan ini udah umum dilakukan banyak
orang. Tapi coba deh kali ini ketika pergi melancong, posisikan dirimu bukan
sebagai seorang turis tetapi sebagai seorang traveler. Kamu bakal lebih banyak tau tentang kultur lokal dan ga terjebak dengan wisata – wisata yang mainstream aja. Poin plusnya adalah kamu jadi bisa lebih
mingle dengan warga lokal dan bakal ngerasa kayak lagi di “rumah”. Masih
bingung perbedaan turis dan traveler? Coba deh kamu bisa baca artikel dari huffingtonpost tentang 21 tanda bahwa kamu traveler sejati!
5. Cari lingkungan yang satu frekuensi
5. Cari lingkungan yang satu frekuensi
Masa
– masa kayak gini tuh penting banget untuk menajamkan pola pikir dengan banyak
bertemu orang – orang yang sudah lebih dulu mengalami momen berat seperempat abad. Kita juga
bisa bertanya sama orang yang lebih tua dari kita tentang bagaimana mereka
melewati fase quarter life crisis ini.
Cara lain adalah dengan memberi dukungan untuk teman – teman sebaya kita lainnya
sehingga kita tau masalah ini tuh ga kita lewati sendirian.
Jadi jangan takut guys, kalian ga sendirian kok ketika melewati masa krusial kayak gini. Kita juga harus yakin bahwa setiap orang sudah punya jalan hidupnya masing – masing asal tetap mau berusaha terus ketika gagal. Menjadi dewasa itu memang melelahkan tapi bukan berarti kita ga bisa having fun kan? hehe